Kamis, 07 Agustus 2008

Clay Untuk Anak Balita

Seringkali kita sebagai orang tua "under estimate" terhadap kemampuan seni anak-anak terutama balita. Padahal kalau kita sebagai orang tua mau memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka tanpa menuntut hasil akhir yang sempurna bagai karya orang dewasa, maka anak-anak akan mampu menghasilkan suatu karya seni yang indah dan mencerminkan diri mereka.

Bila kita melihat dan menilai karya seni yang dihasilkan oleh anak-anak balita dengan standar penilaian dan kacamata orang dewasa, maka karya seni "amburadul" dan "hancur"lah yang kita lihat. Oleh sebab itu kita sebagai orang tua harus mencoba untuk melihat, memahami dan mengapresiasi karya seni para balita itu dengan kacamata dan tingkat pemahaman balita/anak-anak. Bila kita melakukan itu maka kita akan mampu melihat dan menangkap keindahan dari hasil karya seni para balita tersebut.

Kadang selain kita menerapkan standar orang dewasa terhadap anak-anak, kita selaku orang tua juga tidak mau memberikan kesempatan kepada anak-anak tersebut karena kita tidak mau repot dan tidak suka melihat suasana berantakan, ataupun melihat anak-anak menjadi "kotor" karena belepotan pewarna, tepung, cat air, atau pun lem. Kita cenderung lebih suka melihat anak-anak bermain yang serba bersih dan semuanya sudah tersusun/terpola dengan rapi. Tapi pernahkah kita menyadari kalau keinginan dan kecenderungan kita itu membuat anak-anak kita menjadi anak-anak yang tidak kreatif karena mereka hanya membuat sesuatu yang sudah terpola.

Berikanlah kesempatan kepada anak-anak untuk mengekspresikan semua yang mereka rasakan, inginkan, impikan dalam suatu karya seni entah itu melalui clay, menggambar, kolase ataupun seni yang lain. Dengan memberikan kesempatan dan dorongan kepada anak-anak untuk membuat sendiri suatu karya seni akan membantu mereka untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pemahaman mereka atas kondisi di sekitar mereka. Kita sebagai orang tua sebaiknya hanya mendampingi dan mengarahkan tanpa perlu untuk selalu mendiktekan kemauan kita kepada mereka.

Saya sering memberikan kursus clay kepada anak-anak balita dengan kisaran umur 4 tahun hingga 5 tahun. Ternyata mereka suka sekali bermain-main dengan maizena clay dan berkreasi dengan maizena clay tersebut. Bahkan ada anak yang berumur 5 tahun sudah pandai membuat hiasan dan mainan dari maizena clay dengan berbagai bentuk yang mereka sukai seperti tokoh cartoon kesayangan, binatang ataupun karakter-karakter lain yang menurut mereka menarik dan indah.

Pada anak-anak terutama balita bukan hasil akhir yang penting tapi proses berkreasi dan pengungkapan (ekspresi) perasaan, pikiran, impian merekalah yang penting. Dengan Clay mereka mencoba untuk mengekspresikan segala perasaan. keinginan, dan pikiran mereka dalam bentuk nyata. Bila mereka telah berhasil mengekspresikan - apapun hasil akhirnya - akan meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Oleh sebab itu para orang tua marilah kita bersama-sama memberikan kesempatan kepada anak-anak kita untuk berani berekspresi dan membuat karya seni yang indah dan benar-benar berasal dari diri mereka sendiri. Hargailah dan pujilah hasil karya anak-anak supaya mereka semakin percaya diri dan merasa dihargai oleh lingkungan sekitarnya.

1 komentar:

edwinyoes mengatakan...

Ibu Henny, saya Edwin Yusman F dari Tabloid NOVA. Saya tertarik dengan kegiatan Ibu dalam membuat clay yang aman untuk anak-anak. Kalau boleh, saya minta diberikan waktu untuk wawancara.

Bila Ibu bersedia, Ibu bisa menghubungi saya di nomor 0812-1864417. Atas kesediannya saya ucapkan terimakasih.

Salam!